Langsung ke konten utama

"Cultural Studies" Karya Chris Barker


"Cultural Studies" Karya Chris Barker

Fuad Muhammad Fakhruddin
1801075069
Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Muhammadiyah

"Cultural Studies” atau kajian budaya merupakan bidang yang majemuk dengan perspektif dan produksi teori yang kaya dan beraneka ragam. Untuk menentukan batas-batas dan wilayah khusunya dalam ranah ilmiah terhadap kajian budaya secara khas dan komprehensif tidak mudah, jika dilihat zaman sekarang perkembangan sudah semakin pesat di berbagai penjuru multidisplener memainkan peranannya masing-masing untuk menelaah lebih dalam tentang kehidupan yang akan dikaji. Di berbagai bidang dimana batasan-batasan kultural, politik, dan ekonomi semakin kabur, selain juga karena wilayah kajian budaya bersifat interdisipliner atau pascadisipliner sehingga mengaburkan batas-batas antara kajian budaya dengan subyek-subyek lain.
 Menguraikan kajian budaya secara komprehenskaif berarti melakukan kontruksi terhadap kajian budaya. Melakukan konstruksi dalam hal ini dimaknai dengan mereproduksi dan mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan kajian budaya, baik berupa teks-teks tentang kajian budaya maupun teori-teori yang layak disebut sebagai kajian budaya atau yang mempengaruhi kajian budaya.
       Masuk ranah praktiknya Chris Barker membagi tiga pendekatan yang terpusat untuk/dalam kajian budaya, yaitu etnografi, pendekatan tekstual, dan studi resepsi. Pertama, Etnografi merupakan pendektan empiris dan teoritis yang diwarisi dari antropologi yang berusaha membuat deskripsi terperinci dan analisis kebudayaan yang didasarkan atas kerja lapangan secara intensif. Cultural Studies etnografis terpusat pada eksploitasi kuaitatif tentang nilai dan makna dalam konteks cara hidup, yaitu pertanyaan tentang kebudayaan, dunia-kehidupan dan identitas. Kedua, pendekatan tekstual, terdapat tiga cara analisis dalam Cultural Studies, yaitu : semiotika, teori narasi, dekonstruksionisme. Semiotika mengeksplorasi bagaimana makna yang terbangun oleh teks telah diperoleh melalui penataan tanda dengan cara tertentu dan melalui penggunaan kode kode budaya, analisis tersebut banyak mengambil dari ideologi, atau mitos teks. Ketiga, studi resepsi (studi konsumsi) menyatakan bahwa apa pun yang dilakukan analisis makna tekstual sebagai kritik masih jauh dari kepastian tentang makna yang teridentifikasi yang akan diaktifkan oleh pembaca/audien/konsumen. Yang dimaksud bahwa audien merupakan pencipta aktif makna kaitannya dengan teks 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  HISTORY OF SCAM BURGER Produk makanan yang berdiri pada tahun 2024 bernama “Scam Burger”. Scam Burger   adalah nama produk makanan cepat saji “Western Fast Food” berbahan dasar daging olahan yang terdiri dari isisan patty (daging sapi) ditempatkan dalam isian roti. Awal berdirinya scam burger cukup unik, didirikan oleh 5 anak muda yang semangat menjalani hidup sehat dan sedikit nyeleneh berdasarkan filosofi kehidupan untuk hidup yang lebih humoris.             Anak muda yang terdiri dari nama Adit, Dimas, Reza, Akbar, Fuad dengan nama akrab dedi, uncle, opung, paman dan wak. Bermodal semangat dan dari latar belakang masing-masing ditambah diskusi/ nongkrong yang menyebabkan munculnya ide unik yaitu nongkrong tidak sekedar nongkrong tapi bagaimana dengan kegiatan nongkrong ini menghasilkan manfaat bagi dan menghasilkan.             Pertemanan yang dijalani 3-5...

"Manusia Indonesia" karya Mochtar Lubis

  "Manusia Indonesia" Karya Mochtar Lubis Fuad Muhammad Fakhruddin 1801075069 Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Muhammadiyah Prof.DR.HAMKA Mochtar Lubis sang jurnalis dan pengarang yang terkenal di Indonesi. Lahir di kota Padang, Sumatra Barat 7 Maret 1922 - meninggal 22 Juli 2004 di Jakarta pada umur 82 tahun. Pengalamannya sejak zaman pendudukan Belanda, Jepang hingga kemerdekaan Indonesia telah membawa dirinya  kepada pencapaiannya. Ia turut mendirikan Kantor Berita Acara atau ANTARA, kemudian mendirikan dan memimpin harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit. Beliau juga mendirikan majalah sastra Horizon bersama-sama kawan-kawannya. Pernah masuk penjara pada waktu pemerintahan rezim Soekarno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun lamanya dan baru dibebaskan pada tahun 1966. Dalam buku Catatan Subversif (1980) pemikirannya selama di penjara ia tuangkan.        Hal menarik di tahun 1977, Mochtar Lubi...